Buku ini merupakan kumpulan tulisan pakar-pakar cendekiawan dan kolumnis yang berisi saran, harapan, dan opini terhadap NU, terutama khususnya dalam kaitannya dengan tokoh paling menonjolnya KH. Abdurrahman Wahid yang dikenal dengan panggilan Gus Dur.
Menjealang berakhirnya masa jabatan Presiden Soeharto yang keenam pada tahun 1998, berlangsunglah perdebatan sengit tentang masa depan tatanan politik Indonesia. Douglas mengangkat permasalahan legitimasi pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto. Buku ini terdiri dari enam bab dan Abdurrahman Wahid dibahas dalam sebuah bab tersendiri. Selain itu, Abdurrahman Wahid juga tampil dalam bab-bab la…
Isi berita kadang tidak sepenuhnya menggambarkan yang sesungguhnya terjadi, tetapi bersifat subjektif dengan kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Buku yang menyoroti pemberitaan di masa-masa pelengseran Presiden Gus Dur ini menunjukkan bahwa sebenarnya berita penuh dengan pertarungan ideologi.
Gus Dur yang lekat dengan humor tidak hanya merepresentasikan sosok pemimpin dunia, tetapi juga kiai, akademisi, pemikir, budayawan, dan santri. Humor-humor yang dilontarkan Gus Dur sebagai representasi kiai dan santri menunjukkan bahwa khazanah humor di lingkungan NU dan pondok pesantren sangat kaya.