Berisi poin-poin terpenting dari pemikiran maupun laku Gus Dur dan Gus Miek tentang perempuan, terkait posisi mereka dalam keluarga, masyarakat, agama, negara, maupun di hadapan Tuhan. Sebuah kajian yang bukan hanya langka, namun sama sekali belum pernah dilakukan sebelumnya.
Alasan penulis menulis buku ini, didasarkan pada fenomena perlawanan sebagian masyarakat NU terhadap sikap politik Gus Dur. Dari realitas tersebut penulis mencoba untuk memberikan informasi lain yang tidak sekadar menyenangkan diri Gus Dur, tetapi informasi berbeda yang barangkali tidak mengenakkan sisi politis Gus Dur.
Kesaksian Cak Anam, atau Choirul Anam tentang perjalanan Gus Dur.
Buku ini menawarkan perspektif baru tentang NU yang sangat penting untuk diketahui bagi siapa saja yang ingin mendalami pemikiran keagamaan di Indonesia.
Melalui buku ini pembaca diajak untuk "menikmati" sejarah politik NU, periode 1952-1967. Di mana pada masa tersebut NU sedang giat-giatnya bertarung di arena politik praktis. Peran politik NU pada saat kondisi ekonomi-politik nasional terus bergejolak dan jatuh bangun.
Buku biografi ini terbagi dalam dua bagian utama: Gurindam Hikayat dan Pusparagam Keluarga Kahaza. Gurindam Hikayat memerinci kurun waktu perjuangan Zainul Arifin menjadi 3 era. Lalu bagian Pusparagam Keluarga Kahaza berisikan selayang pandang keluarga besar Kiai Haji Zainal Arifin, yang diakronimkan Kahaza.
Kegigihan para pejuang Hizbullah selama revolusi kemerdekaan, menjadi topik pembahasan buku ini agar generasi muda dapat mengetahui bagaimana peran serta pasukan Hizbullah melawan pasukan penjajah.
Pada masanya, Nahdlatul Ulama di kabupaten ujung timur Jawa ini, pernah terbagi dalam dua kepengurusan cabang. Selain Banyuwangi sendiri, juga ada Blambangan. Kedua cabang ini, saling bahu membahu kemndakwahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Namun, seiring waktu, dinamika politik menjadikan dua cabang tersebut melakukan fusi secara dramatis.
Riset dalam buku ini mencoba mengungkap sejarah berdirinya organisasi PWNU serta jemaah maupun jamiah NU di Lampung. Selain itu, buku ini pun mencoba untuk mengungkap awal mulanya jamiah NU di Lampung yang diperkirakan sejak tahun 1930-an, ketika masa penjajahan Belanda.