Menjealang berakhirnya masa jabatan Presiden Soeharto yang keenam pada tahun 1998, berlangsunglah perdebatan sengit tentang masa depan tatanan politik Indonesia. Douglas mengangkat permasalahan legitimasi pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto. Buku ini terdiri dari enam bab dan Abdurrahman Wahid dibahas dalam sebuah bab tersendiri. Selain itu, Abdurrahman Wahid juga tampil dalam bab-bab laā¦
Gus Dur yang lekat dengan humor tidak hanya merepresentasikan sosok pemimpin dunia, tetapi juga kiai, akademisi, pemikir, budayawan, dan santri. Humor-humor yang dilontarkan Gus Dur sebagai representasi kiai dan santri menunjukkan bahwa khazanah humor di lingkungan NU dan pondok pesantren sangat kaya.
Pada era reformasi, Gus Dur kembali mencuat dengan manuver-manuver politiknya yang kontroversial terutama ketika semua orang menyisihkan Soeharto, ia malah menariknya ke tengah arena. Ketika pra masa kampanye Pemilu 1997, ia pun dengan manis berpindah dari satu bunga pemimpin bangsa masa depan ke bunga yang lain tanpa risih.