Dalam buku ini, Gus Dur mengangkat dan membahas berbagai persoalan penting dari kehidupan kita dewasa ini, antara lain tentang kebangkitan Islam, pergumulan Islam dengan masalah pembangunan, pengembangan masyarakat melalui pendekatan keagamaan, pandangan Islam akan kependudukan, seni dan kehidupan agama, prospek perguruan tinggi agama Islam, dan tentang hukum pidana Islam dan hak-hak asasi manuā¦
Buku ini memperkenalkan pemikiran-pemikiran lama Gus Dur mengenai hubungan agama dan ideologi, negara dan gerakan keagamaan, hak asasi manusia, budaya dan integrasi nasional, pesantren, dan lain-lain.
Berisi kumpulan humor di sekitar NU, khususnya humor Gus Dur
Buku ini adalah catatan ngaji yang dibawakan oleh Gus Dur selama Bulan Suci Ramadhan 1424 H di Masjid Al Munawwarah, Pesantren Ciganjur, Warung Sila, Ciganjur. Kitab kuning yang dibedah oleh Gus Dur adalag "Qathr al Nada wa Ball al-Shoda" tentang ilmu nahwu, karangan Abu Muhammad Abdullah Jamaluddin bin Hisyam al-Anshori.
Gus Dur memang terkenal dengan guyon-guyonnya yang segar. Orisinal tajam, penuh makna mendalam, kadang nylekit dan kontroversial. Jika tidak dibaca sebagai kritik tajam, beberapa guyonan Gus Dur dapat disalahpahami sehingga mungkin menimbulkan kontroversi.
Buku ini mengungkap data-data yang mengarah pada sebab dan rencana penjatuhan Gus Dur oleh kekuatan oligarki politik. Gus Dur, karena wataknya yang realistis dan bebas dari kemelekatan duniawi, tidak pernah bersikeras membuka kisah di balik pelengserannya. Baginya, ini adalah realita kekalahan kontestasi politik belaka
Kumpulan tulisan Gus Dur/Abdurrahman Wahid dalam Harian Proaksi 2 Oktober 2004 sampai 28 Februari 2005. Tulisan-tulisannya berisi berbagai macam topik, antara lain agama, politik, ekonomi, hingga tragedi kemanusiaan.
Alasan penulis menulis buku ini, didasarkan pada fenomena perlawanan sebagian masyarakat NU terhadap sikap politik Gus Dur. Dari realitas tersebut penulis mencoba untuk memberikan informasi lain yang tidak sekadar menyenangkan diri Gus Dur, tetapi informasi berbeda yang barangkali tidak mengenakkan sisi politis Gus Dur.