Buku ini adalah catatan ngaji yang dibawakan oleh Gus Dur selama Bulan Suci Ramadhan 1424 H di Masjid Al Munawwarah, Pesantren Ciganjur, Warung Sila, Ciganjur. Kitab kuning yang dibedah oleh Gus Dur adalag "Qathr al Nada wa Ball al-Shoda" tentang ilmu nahwu, karangan Abu Muhammad Abdullah Jamaluddin bin Hisyam al-Anshori.
Ide utama Cak Nur dalam kerangka perumusan teologi inklusif adalah penekanannya untuk memahami pesan Tuhan.
Gus Dur memang terkenal dengan guyon-guyonnya yang segar. Orisinal tajam, penuh makna mendalam, kadang nylekit dan kontroversial. Jika tidak dibaca sebagai kritik tajam, beberapa guyonan Gus Dur dapat disalahpahami sehingga mungkin menimbulkan kontroversi.
Kumpulan tulisan mengenai Gus Dur dengan segala hal yang melingkupinya seperti humor, budaya, misits, ormas, kaum muda, pesantren, demokrasi, hingga politik.
Buku ini mengungkap data-data yang mengarah pada sebab dan rencana penjatuhan Gus Dur oleh kekuatan oligarki politik. Gus Dur, karena wataknya yang realistis dan bebas dari kemelekatan duniawi, tidak pernah bersikeras membuka kisah di balik pelengserannya. Baginya, ini adalah realita kekalahan kontestasi politik belaka
KH. A. Wahab Hasbullah merupakan seorang penggerak media di lingkungan NU. Ia adalah wartawan yang menuliskan berita atau opini dalam media yang diterbitkannya meskipun ia hanya lulusan pesantren. Media NU telah ada sejak tahun 1927 dan terus hidup dengan metamorfosa bentuk mengikuti perkembangan zamannya.
Kumpulan tulisan Gus Dur/Abdurrahman Wahid dalam Harian Proaksi 2 Oktober 2004 sampai 28 Februari 2005. Tulisan-tulisannya berisi berbagai macam topik, antara lain agama, politik, ekonomi, hingga tragedi kemanusiaan.